TELAAH
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
DI MADRASAH
TSNAWIYAH
A.
Pendahuluan
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban Islam
dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan
masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani
ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.
Secara
substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian
peserta didik.
Pada pembelajaran Telaah Kurikulum Pendidikan
Agama Islam merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Kurikulum sebagai program pendidikan ini berfungsi
sebagai pedoman dan alat dalam menyelenggarakan kependidikan dan kegiatan
pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan. Sehubungan dengan fungsi kurikulum
tersebut, Nazhary mengungkapkan bahwa ada tiga fungsi dari kurikulum, yaitu
sebagai berikut:
1.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan
pendidikan
2.
Kurikulum sebagai batasan dari program kegiatan pada
tingkatan pendidikan
3.
Kurikulum sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran
Berdasarkan penjelasan tiga fungsi kurikulum diatas,
dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan komponen dari pendidikan yang
memegang peranan yang begitu penting, termasuk bagi pelaksanaan dan
penyelenggaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.[1]
Kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah
satu bagian integral dari Pendidikan Agama Islam. Sehubungan dengan ini,
kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam memiliki peran yang sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan dari kurikulum Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, dalam
merencanakan dan menyusun kurikulum, guru diharapkan agar cermat dan teliti.
Karena, sebuah kurikulum itu memiliki sejumlah komponen yang saling terkait
erat satu sama lain. Dan secara teoritis, penyusunan kurikulum harus
berdasarkan asas dan orientasi tertentu.
B. Latar Belakang
Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari
oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah
terdiri atas empat mata pelajaran,
yaitu: Al-Qur’an-Hadis, Akidah-akhlak, Fikih, dan tarikh (sejarah)
kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling
terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur’an-Hadis
merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber Akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di
setiap unsur tersebut. Akidah
(ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari Akidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari Akidah (keimanan
dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih
merupakan sistema norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama
manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlak
merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti
bagaimana sistema norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah
dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu
menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem
kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan,
kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh Akidah yang kokoh. Sedangkan tarikh (sejarah) kebudayaan Islam
merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam
usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam
mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh Akidah.
Pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah
Tsanawiyah yang terdiri dari empat mata pelajaran tersebut memiliki
karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-Hadis,
menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara
tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari. Aspek Akidah menekankan
pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’
al-husna. Aspek Akhlak menekankan
pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Fikih
menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan
baik. Sedangkan aspek Tarikh &
kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan
lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah
satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam
di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat
Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaurrasyidin, Bani ummayah,
Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia. Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
Sejarah Kebudayaan Islam, yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak dan
kepribadian peserta didik.
Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan
dan me-review Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, terutama pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam aspek Tarikh & Kebudayaan Islam untuk SMP/MTs, serta
memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:
DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006, Tentang Pelaksanaan Standar
Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.[2]
C. TUJUAN
Mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1.
Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam
rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2.
Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya waktu dan tempat yang merupakan
sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
3.
Melatih daya kritis peserta didik untuk
memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4.
Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta
didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di
masa lampau.
5.
Mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
D. Ruang
Lingkup Mata Pelajaran di Madrasah Tsanawiyah
1.
Ruang lingkup Sejarah Kebudayan
Islam di Madrasah Tsanawiyah meliputi:
a.
Pengertian dan tujuan mempelajari
sejarah kebudayaan Islam
b.
Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode
Makkah
c.
Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode
Madinah
d.
Memahami peradaban Islam pada masa
Khulafaurrasyidin
e.
Perkembangan masyarakat Islam pada masa
Dinasti Bani Ummayah
f.
Perkembangan masyarakat Islam pada
masa Dinasti Bani Abbasiyah
g.
Perkembangan masyarakat Islam pada
masa Dinasti Al Ayyubiyah
h.
Memahami perkembangan Islam di
Indonesia.[3]
E.
Standar
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP) SKI
1. Meningkatkan
pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam mulai perkembangan masyarakat
Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan para khulafaurrasyidin, Bani Umaiyah,
Abbasiyah, Al-Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.
2. Mengapresiasi fakta dan makna
peristiwa-peristiwa bersejarah, dan mengkaitkannya dengan fenomena kehidupan
sosial, budaya, politik, ekonomi, dan ipteks.
3.
Meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang
berprestasi dalam peristiwa bersejarah.[4]
F.
Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) SKI di Mts
Selain SK-KD, di sini
penulis juga akan memaparkan cakupan materi dan alokasi waktu mata pelajaran
SKI di Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
Nama sekolah :
MTs.
Mata Pelajaran :
SKI
Kelas / Semester : VII/ I
Standar Kompetensi : 1. Memahami sejarah
kebudayaan Islam
NO
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
1.1
|
Memahami sejarah kebudayaan Islam
|
Menjelaskan
pengertian kebudayaan Islam
|
Sejarah
kebudayaan Islam
|
2X40
|
1.2
|
Menjelaskan
tujuan dan man-faat mempelajari sejarah kebuda-yaan Islam
|
Tujuan
dan manfaat mempelajari sejarah kebudayaan Islam
|
||
1.3
|
Mengidentifikasi
bentuk/wujud kebudayaan Islam
|
Bentuk/wujud
kebudayaan Islam
|
2X40
|
Standar Kompetensi : 2. Memahami sejarah
Nabi Muhammad SAW periode Mekkah
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
2.1
|
Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
periode Makkah
|
Mendeskripsikan misi Nabi Muhammad
SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan
kemajuan masyarakat
|
Sejarah
Nabi Muhammad SAW periode Mekkah
|
4 X 40’
|
2.2
|
Mengambil
hikmah dari misi Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pem-bawa kedamaian,
kesejahteraan, dan kemajuan masya-rakat di kaitkan dengan perkemba-ngan
kondisi sekarang
|
misi
Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin
|
4 X 40
|
|
2.3
|
|
Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi
masyarakat Mekkah
|
Kisah
perjuangan Nabi dan para Sahabat
dalam menghadapi masyarakat Mekkah
|
6 X 40
|
Standar Kompetensi : 3. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW periode Madinah
No
|
Standar kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
3.1
|
Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah
|
Mendeskripsik-an
sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi
dan perdagangan
|
Sejarah
Nabi Muhammad SAW periode Madinah
|
6 X 40’
|
3.2
|
Mengambil
hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui
kegiatan ekonomi dan perdagangan di kaitkan dengan perkembangan kondisi
sekarang
|
Hikmah
dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat
|
4 X 40
|
|
3.3
|
|
Meneladani
semangat perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
|
Kisah
teladan dari perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
|
4 X 40
|
Nama sekolah :
MTs.
Mata Pelajaran :
SKI
Kelas/Semester :
VII/ II
Standar Kompetensi : 4. Memahami sejarah
perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
No
|
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
4.1
|
Memahami sejarah perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
|
Menceritakan berbagai prestasi yang
dicapai oleh Khulafaurrasyidin
|
Prestasi
Khulafaurrasyidin
|
4 X 40
|
4.2
|
Mengambil
hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin
di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
|
Hikmah dari prestasi Khulafaurrasyidin di kaitkan dengan
perkembangan kondisi sekarang
|
4 X 40’
|
|
4.3
|
Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaurrasyidin
|
Kisah kepemimpinan
Khulafaurrasyidin
|
4 X 40
|
Standar Kompetensi : 5.
Memahami perkembangan masyarakat Islam pada masa Bani Umaiyah
No
|
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Alokasi
Waktu
|
5.1
|
Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Umaiyah
|
Menceritakan sejarah berdirinya daulah
Amawiyah
|
Sejarah berdirinya daulah Amawiyah
|
4 X 40’
|
5.2
|
Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani
Umaiyah
|
Perkembangan masyarakat Islam pada masa Bani Umaiyah
|
||
5.3
|
Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Umaiyah
|
Ilmuwan
muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani
Umaiyah
|
4
X 40
|
|
4.5
|
Mengambil ibrah dari perkemba-ngan
kebudaya-an/peradaban Islam pada masa Bani Umaiyah untuk masa kini dan yang
akan datang
|
Ibrah
yang dapat diambil dari perkembangan
kebudayaan/ peradaban
Islam pada masa Bani Umaiyah untuk masa kini dan yang akan datang
|
4 X 40’
|
|
5.5
|
Meneladani
kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz
|
Kisah
kesederhanaan dan keshalehan Umar bin Abdul Aziz
|
4 X 40’
|
Nama sekolah :
MTs
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : VIII/ I
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan
masyarakat Islam pada masa Bani
Abbasiyah
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
1.1
|
Memahami perkembangan Islam pada masa
Bani Abbasiyah
|
Menceritakan sejarah berdirinya
Bani Abbasiyah
|
>Sejarah berdirinya Bani Abbasiyah
>Proses terbentuknya sejarah Bani
Abbasiyah
>Tokoh tokoh yang berperan dalam
sejarah berdirinya Bani Abbasiyah
>Faktor pendukung sejarah
berdirinya Bani Abbasiyah
|
4 X40
|
1.2
|
Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan /peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
|
>Perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
>Sebab perkembangan kebudayaan/peradaban
Islam pada masa Bani Abbasiyah
>Lahirnya tokoh dari
perkem-bangan kebuda-yaan/ peradaban Islam pada masa
Bani Abbasiyah
|
4X40
|
|
1.3
|
|
Mengidentifikasi tokoh ilmuwan
muslim dan perannya dalam kemajuan dan kebudayaan/peradaban Islam pada masa
Bani Abbasiyah
|
·
Tokoh ilmuwan muslim masa Bani
Abbasiyah
·
Peran tokoh ilmuwan muslim pada
pada masa Bani Abbasiyah
·
Kemajuan ilmuwan muslim masa Bani Abbasiyah
·
Kebudayaan/perada-ban Islam pada
masa Bani Abbasiyah
|
4 X 40’
|
1.4
|
Mengambil
ibrah dari perkembangan
kebudayaan /peradaban Islam
pada masa Bani Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang
|
·
Ibrah nilai nilai positif dan
negatif dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
untuk masa kini
·
Ibrah nilai nilai positif dan
negatif dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
untuk masa yang akan datang
|
4 X40
|
|
1.5
|
Meneladani ketekunan dan
kegigihan perkembangan kebudayaan
/peradaban Islam Bani Abbasiyah
|
·
Meneladani ketekunan nilai nilai
positif perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam Bani Abbasiyah
·
Mengubah prilaku nilai nilai negatif ke positif perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam Bani Abbasiyah
·
Kegigihan perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam Bani Abbasiyah
|
2X40
|
Nama sekolah :
MTs.
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : VIII/ II
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
2.1
|
Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al
Ayyubiyah
|
Menceritakan sejarah berdirinya
Dinasti Al Ayyubiyah
|
>Sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
>Proses terbentuknya sejarah
Dinasti Al Ayyubiyah
>Tokoh tokoh yang berperan dalam
sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
>Faktor pendukungsejarah
berdirinyaDinasti Al Ayyubiyah
|
4 X 40
|
2.2
|
|
Mendeskripsik-an perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
|
·
Berkembangnya
kebudayaan/peradaban Islam pada masa
Dinasti Al Ayyubiyah
·
Sebab-sebab berkembangnya
kebudayaan/peradaban Islam pada masa
Dinasti Al Ayyubiyah
·
Munculnya tokoh akibat dari sebab
berkembangnya kebudayaan/peradaban Islam
pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
|
4 X 40
|
2.3
|
Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam
kemajuan dan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
|
·
Tokoh ilmuwan muslim masa Dinasti
Al Ayyubiyah
·
Peran tokoh ilmuwan muslim pada
pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
·
Kemajuan ilmuwan muslim masa Dinasti Al Ayyubiyah
·
Kebudayaan/peradaban Islam pada
masa Dinasti Al Ayyubiyah
|
4 X 40
|
|
2.4
|
Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan /peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah untuk masa kini dan yang akan datang
|
· Ibrah nilai nilai positif dan
nigatif dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al
Ayyubiyah untuk masa kini
· Ibrah nilai nilai positif dan
nigatif dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Al
Ayyubiyah untuk masa yang akan datang
|
4 X 40
|
|
2.5
|
|
Meneladani Sikap keperwiraan Shalahuddin Al Ayyubi
|
· Nilai nilai positif yang bisa
diteladani dari sikap keperwiraan Shalahuddin Al Ayyubi
·
Nilai nilai negatif ke nilai
nilai positif yang bisa diteladani dari sikap
keperwiraan Shalahuddin Al
Ayyubi
· Keperwiraan Shalahuddin Al Ayyubi
|
4 X 40
|
Nama sekolah :
MTs.
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : IX/ 1
Standar Kompetensi
: 1. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
No
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
1.1
|
Memahami perkembangan Islam di Indonesia
|
Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui
perdagangan, sosial dan pengajaran
|
·
Sejarah masuknya Islam di
Nusantara melalui perdagangan
·
Sejarah masuknya Islam di
Nusantara melalui sosial
·
Sejarah masuknya Islam di
Nusantara melalui pengajaran
|
4 X 40’
|
1.2
|
|
Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa Sumatra dan
Sulawesi
|
·
Sejarah beberapa kerajaan Islam
di Jawa
·
Sejarah beberapa kerajaan Islam
di Sumatra
·
Sejarah beberapa kerajaan Islam
di Sulawesi
|
4 X 40
|
1.3
|
Mengidentifikasi para tokoh dan perannya dalam perkembangan
Islam di Indonesia
|
· Para Tokoh dalam perkembangan Islam di Indonesia
·
Peran para tokoh dalam perkembangan Islam di Indonesia
|
4 X 40
|
|
1.4
|
Meneladani semangat para tokoh yang berperan dalam perkembangan
Islam di Indonesia
|
· Semangat para tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di
Indonesia
·
Kisah keladanan para tokoh yang berperan dalam perkembangan Islam di
Indonesia
|
4 X40
|
Nama sekolah :
MTs
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : IX / II
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara
NO
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi
Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
2.1
|
Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara
|
Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam
|
· Seni budaya lokal sebagai bagian
dari tradisi Islam
· Perbedaan seni budaya lokal dari tradisi Islam dan yang bukan dari tradisi
Islam
|
4 X40
|
2.2
|
Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan
Nusantara
|
· Apresiasi tradisi kesukuan Nusantara
·
Apresiasi upacara adat kesukuan
Nusantara
|
4 X 40’ ([5])
|
G.
Analisis pembahasan
1. SK, KD dan Materi serta Alokasi Waktu
Kurikulum
Nasional menetapkan beberapa standar yang harus
dipenuhi oleh semua satuan pendidikan. Standar-standar itu tidak hanya
menyangkut Standar Isi yang meliputi Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar maupun Standar Kompetensi Lulusan melainkan
juga Standar Proses (RPP). Agar
peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL mata pelajaran SKI di Mts secara optimal, juga perlu didukung oleh berbagai standar, salah
satunya adalah standar proses.
PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan
standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses
pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk
mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
progam perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk
setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus.
Dengan kata lain, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup
Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan
atau lebih.[6]
Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam mulai perkembangan masyarakat
Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan para khulafaurrasyidin, Bani Umaiyah, Abbasiyah,
Al-Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia. Mengapresiasi fakta
dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah, dan mengkaitkannya dengan fenomena
kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, dan ipteks. Meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang
berprestasi dalam peristiwa bersejarah.
Setelah pemakalah melihat dari SK dan KD kemudian diturunkan kepada
Silabus, antara SK dan KD serta materi pembelajaran yang disertai dengan ruang
lingkup dan tujuan dari Sejarah Kebudayaan Islam tersebut telah sesuai, begitu juga dengan tujuan pembelajaran pendidikan agama islam pada Sejarah Kebudayaan Islam
di MTs dengan melihat dari taraf kemampuan siswanya, kedalaman dan keluasan materi serta jenjang
pembelajarannya sudah sesuai, serta tidak adanya kecacatan antara program kurikulum. Dan dilihat dari landasannya
juga telah sesuai yang mencakup 3 landasan yaitu:
¢ Filosofis
Kurikulum pada
hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa,
maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau
pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.
¢ Sosiologis
Landasan sosiologis
kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik
tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa kurikulum harus berlandaskan kepada
landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat, mendapat pendidikan
baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyarakat, dan
diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan
masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan
titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik kekayaan, dan
perkembangan masyarakat tersebut.
¢ Psikologis
Kondisi psikologis
merupakan “karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang
dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungan”.
Perilaku-perilakunya merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik
yang tampak maupun yang tidak tampak,
yang menyangkut prilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Dan, pada pelaksanaannya di lapangan jika dianalisis lebih
lanjut, Mengenai
alokasi waktu pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang cakupan pembelajaran SKI di Mts
tersebut cukup luas, dengan waktu 2 X 40 menit sudah memadai atau cukup dengan melihat
alokasi waktunya yang sudah disediakan.
Menurut pemakalah yang
menjadi kendala adalah metodenya, kerena metode adalah hal yang menunjang bagi keberhasilan suatu
pembelajaran, maka tugas gurulah yang harus bisa memilih dan memilah strategi
apa yang cocok untuk digunakan dan pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut,
kerena pembelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang sering dianggap
membosankan bagi sebagian besar siswa, maka perlu diadakan inovasi dan variasi dalam proses penyampaian pembelajaran, misalnya dengan
beralih ke metode pembelajaran yang lain, selain metode ceramah yang dianggap
monoton, meski terkadang metode ceramah bisa menjadi senjata yang ampuh dalam
menyampaikan materi kepada siswa.
Dilihat lebih lanjut
menurut analisis simpulan pemakalah pada materi pembelajaran SKI ini masih ada kekurangannya diantaranya yaitu:
a.
Metode Sejarah Kebudayaan Islam masih menggunakan metode lama seperti
ceramah meskipun kadang metode ceramah
bisa menjadi senjata ampuh dalam penyampaian materi.
b.
Kerena materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini cakupannya cukup
luas apalagi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini menuntut siswa untuk
mengingat tokoh dan tahun di mata pelajaran sejarah kebudayaan islam maka
seorang guru harus bisa memilih model metode apa yang cocok digunakan untuk
setiap pembelajaran.
c.
Materi Sejarah Kebudayaan Islam yang diberikan ini
masih belum memperhatikan minat dan kebutuhan individu dan sosial.
Ø Mengenai metode dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam ini, banyak faktor yang mempengaruhinya dan patut
dipertimbangkan. Misalnya seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad
(1979) sebagai berikut:
1.
Tujuan
dengan berbagai jenis dan fungsinya.
2.
Anak
didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
3.
Situasi
dengan berbagai keadaannya.
4.
Fasilitas
dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
5.
Pribadi
guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda.[7]
Karakteristik setiap mata pelajaran
berbeda-beda, khususnya materi SKI yang berisikan informasi berupa data-data
dan fakta sejarah, maka pemilihan metode yang tepat akan memudahkan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pemilihan metode yang salah akan menghambat
pencapaian tujuan pembelajaran.
Banyak metode pembelajaran yang biasa digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran khususnya untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
ini,
diantaranya: ceramah, diskusi, pengalaman lapangan, debat, demonstrasi, simposium, brainstorming, dan sebagainya. Dari
sekian banyak metode yang biasa dilakukan di ruang belajar adalah metode
ceramah (lecturing). Metode ini sangat dominan dalam paradigma belajar Teacher-centered,
(pembelajaran berpusat pada guru). Dan pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini bisa menggunakan Alat Bantu dengar (
Audio- Visual) serta gambar gambar tentang sejarah kebudayaan islam. Selain
itu, bisa ditambah dengan beralih ke metode pembelajaran yang
lain, selain metode ceramah, bisa juga menggunakan
metode:
a)
Metode
pemberian tugas dan resitasi
b)
Metode
diskusi
c)
Metode
tanya jawab
Pada dasarnya Tidak
ada metode pembelajaran yang terbaik untuk satu mata pelajaran tertentu. Metode
yang baik ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kesesuaian metode
itu dengan karakteristik siswa dan
struktur serta jenis
materinya. Ukuran
baik tidaknya metode adalah terletak pada seberapa efektif metode itu dipakai
untuk menghantarkan siswa menguasai
kompetensi yang ditentukan.
Ø Evaluasi
Evaluasi
merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi
kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu
telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang
telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.
Menurut Wand and Brown Evaluasi yaitu Suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu, sesuai dengan pendapat
tersebut maka evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu tindakan
atau proses untuk menentukan nilai dari keberhasilan belajar seseorang setelah
ia mengalami proses belajar selama satu priode tertentu.[9]
Dari analisis pemakalah
dalam penilaian pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini mencakup tiga aspek yang menjadi sasaran penilaian yaitu aspek
kognitif (Pengetahuan), Afektif (sikap) dan Psikomotor (Keterampilan).
Penilaian dilakukan secara menyeluruh pada semua aspek baik kognitif, afektif
dan psikomotor, yang dilakukan dengan kemampuan siswa pada tiap- tiap aspek
tersebut.
1. Aspek Kognitif
Yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Jadi kemampuan siswa yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual mulai
dari kemampuan mengingat sampai dengan kemampuan memecahkkan suatu masalah.
Pada tiap-tiap tingkatan aspek kognitif ini pennilaian dapat dilakukan dengan
jenis penilaian yang berbentuk tes diantaranya:
a. Pertanyaan lisan dikelas; materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep,
prinsip, dan teorima. Dengan ini diharapkan siswa mempunyai bangunan keilmuan
dan landasan yang kokoh untuk mempelajari materi berikutnya.
b. Ulangan harian; dapat dilakukan secara periodic, misalnya setiap satu atau
dua materi pokok yang selesai diajarkan, guru dapat membuat soal dalam bentuk
obyektif dan non obyektif, tingkat berpikir yang terlibat mencakup pemahaman,
aplikasi, dan analisis.
c. Tugas kelompok, bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat
berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Para siswa dianjurkan
mencari data lapangan atau pengamatan terhadap suatu fenomena, atau membuat
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan berkelompok.
d. Tugas individu; dapat diberikan tiap minggu dengan bentuk tugas/ uraian
obyektif atau non obyektif. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari aplikasi,
analisis, sampai sintesis dan evaluasi.
e. Ulangan semester; ujian dilakukan pada akhir semester dengan bentuk soal
ujian pilihan ganda atau uraian, campuran pilihan ganda dan uraian, tingkat
berpikir mulai dari pemahaman dan evaluasi.
2. Aspek afektif
Kemampuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan
sikap hati yang menunjukkkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Jadi
sikap atau tingkah laku yang dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses
belajar- mengajar, baik sikap terhadapp mata pelajaran, maupun sikap yang
berhubungan dengan nilai nilai yang tertanam dalam materi, untuk mengukur hasil
belajar yang berupa sikap paling tepat dipakai pada skala sikap. Skala sikap
yaitu sejenis angket tertutup dimana pertanyaan/ pernyataan mengandung sifat
sifat dari nilai nilai yang menjadi
tujuan pengajaran.
3. Aspek psikomotor
Ranah psikomor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagian- bagiannya. Ranah ini berkaitan dengan kemampuan
bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Menurut Ryan (1980)
sebagaimana yang dikutip oleh Mimin Haryati (2006), dikatakan bahwa penilaian
hasil belajar psikomotorik dapat dilakukan tiga cara yaitu:
a. Melalui pengamatan langsung serta penilaian siswa selama proses belajar
mengajar (praktek langsung)
b. Setelah proses belajar mengajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada
siswa untuk mengukur pengetahuan, keteramppilan dan sikap.
c. Beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Evaluasi Hasil Penilaian Pembelajaran SKI seorang guru SKI harus bisa
melakukan evaluasi terhadap tes dan menetapkan standar keberhasilan. Jika semua
siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar maka pelajaran dapat dilanjutkan
dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (Remedial)
kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi
dasar.
[1] Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran,
Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet, 3, 2010), h. 35.
[3] Lampiran
Peraturan menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, h. 48
[6] M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), h. 115.
[7] Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di
Abad Global, (Malang: UIN Maliki Press, 2011) h. 92.
[8] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 233.
[9] Wayun
Nurkancana dan PPN Sunartana Evaluasi Hasil Belajar( Surabaya: Usaha
Nasional, 2000) h.11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar