PEMBAHASAN
DASAR SOSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A.
Pengertian
Sosiologi Secara Umum
Pengetahuan bernama sosiologi tak bisa dilepaskan dengan tokohnya
yaitu Auguste Comte (1798- 1857). Beliau kemudian dikenal sebagai bapak atau
pendiri sosiologi. Secara etemologis, sosiologi berasal dari dua kata Latin
yaitu socius artinya temen, sahabat, kawan: dan logos artinya,
ilmu pengetahuan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan,
bersahabat, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
Para pakar sosiologi memberikan defenisi tentang sosiologi sebagai
berikut:
·
Alvin
Betrand, “Sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia (human
relationship).”
·
Mayor
Polok, “Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia
dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis.”
·
P.J.
Bouwman, “ Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum.”
·
Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, “Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu
yang mempelajari struktur social dan proses social, termasuk perubahan-
berubahan social”.
·
Charles
Ellwod mengemukakan bahwa sosiologi merupakan pengetahuan dan menguraikan
hubungan manusia dan golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk dan
kewajibannya.
·
Gustav
Ratzenhover mengemukakan bahwa sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dengan
kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi social serta
kemakmuran umum bagi anggota- anggotanya
·
Max
Weber mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tindakan- tindakan social.
·
Auguste
Comte, “Sosiologi merupakan ilmu positif tentang masyarakat sehingga sosiologi
menurutnya merupakan suatu ilmu yang bertujuan mengetahui masyarakat, dan
dengan pengetahuan itu seseorang dapat menjelaskan, meramal dan mengontrol masyarakat.” Artinya sosiologi merupakan
studi ilmiah tentang masyarakat.[1]
B.
Pengertian
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan
pendidikan. Pada awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan objek dan tujuannya
sendiri, demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat yang
begitu cepat dalam segala aspek
kehidupan, memerlukan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, demikian pula kalau hanya pendidikan
saja. Perkembangan masyarakat yang sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan
yang kompleks pula. Salah satunya adalah sosiologi pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, senantiasa memerlukan ilmu-ilmu lain yang
dapat mendukung dan menunjang perkembangan pendidikan, diantaranya sosiologi,
sesuai dengan objek dan subjek pendidikan, yaitu manusia, maka secara langsung
pendidikan membahas tentang prilaku manusia, sehingga bisa menjadi manusia yang
baik, sebagai makhluk social dan individual. Sebagai makhluk individual, pendidikan
memerlukan ilmu psikologi, tetapi sebagai makhluk social, pendidikan memerlukan
ilmu psikologi, tetapi sebagai makhluk social, pendidikan memerlukan ilmu social.
Berdasarkan pemikiran diatas, sosiologi dipahami sebagai ilmu
tentang masyarakat, menurut Emile Durkheim, masyarakat itu terdiri atas
kelompok kelompok manusia yang hidup secara kolektif, kehidupan yang selalu
memerlukan interaksi antara satu dengan yang lain, baik secara individu maupun
kelompok.[2]
Dengan demikian, pada intinya, sosiologi itu adalah ilmu yang mempelajari
hubungan manusia yang hidup di tengah- tengah masyarakat. Unsur utama dalam
sosiologi adalah interaksi, masyarakat, proses, dan kehidupan. Pada umumnya,
interaksi dilakukan oleh dua manusia atau lebih untuk melaksanakan tugas
kehidupan. Tugas kehidupan melalui proses panjang yang harus dijalankan oleh
manusia berdasarkan tujuan dan kebutuhan.
Berdasarkan pengertian sosiologi di atas yang menitik beratkan
kepada hubungan antar manusia, sangat mendukung terhadap proses pendidikan
secara umum. Apabila dilihat dari pengertiannya, pendidikan berasal dari kata
“didik” mendapatkan awalan pe- dan akhiran -an menjadi pendidikan yang
mengandung arti perbuaan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan semula
berasal dari bahasa yunani, yaitu paedagogie yang berarti bimbingan yang
diberikan kepada anak. Dalam bahasa inggris, pendidikan diterjemahkan dari kata
education yang berarti
pengembangan atau bimbingan . dalam bahasa arab diterjemahkan dari kata tarbiyah.
[3]
Sedangkan sosiologi pendidikan merupakan perpaduan antara sosiologi
dan pendidikan. Berikut pendapat tentang defenisi sosiologi pendidikan:
Ø Menurut dictionary of sociology, sosiologi pendidikan adalah
sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah- masalah pendidikan yang
fundamental.
Ø Menurut Prof. Dr. S. Nasution, sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara- cara mengendalikan proses pendidikan untuk
mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik
Ø Menurut Ravik Karsidi, sosiologi pendidikan menekankan implikasi
dan akibat social dari pendidikan dan memandang masalah masalah pendidikan dari
sudut totalitas social kebudayaan, politik dan ekonomi bagi masyarakat.
C.
Sosiologi
dalam pendidikan islam
Sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan dua cara, pertama
sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai suatu kajian yang mempelajari
hubungan antar masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi social dengan
pendidikan. Kedua, ssiologi pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan
sosiologi terdiri dari konsep, variabel, teori, dan metode yang digunakan dalam
sosiologi untuk memahami kenyataan social, termasuk didalamnya kompleksitas
aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Adapun Pendidikan Islam atau Pendidikan Agama Islam merupakan usaha
sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa, dalam menyakini, memahamami,
menghayati dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan pelatihan. Pendapat lain mengatakan pendidikan islam adalah usaha yang
diarahkan kepadapembentukan kepribadiananak didik yang sesuai dengan ajaran
Islam. Menurut seminar Islam se-indonesia bahwa pendidikan islam adalah sebagai
bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran islam dengan
hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya
semua ajaran islam. Jadi, pendidikan islam adalah proses bimbingan kepada
peserta didik secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi fitrahnya
untuk mencapai kepribadian islam berdasarkan nilai nilai ajaran agama islam.
Secara sedarhana pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagai yang tercantum
dalam Al-quran dan Hadits serta dalam pemikiran
para ulama dan dalam praktik sejarah umat islam.
Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi
pendidikan islam adalah perpaduan antara sosiologi dan pendidikan Islam yaitu
kajian untuk memahami hubungan atau gejala social (masyarakat) yang terjadi
dalam interaksi social denga pendidikan Islam, atau berdasarkan ajaran ajaran
Islam.
D.
Ruang
Lingkup dan Pokok- Pokok Sosiologi Pendidikan Islam
Menurut pendapat Ravik Karsidi dan S. Nasution yang mempunyai
pendapat yang sama dalam buku mereka masing – masing tentang ruang lingkup dan
pokok – pokok sosiologi pendidikan, maka data ditarik garis lurus pada
pendidikan Islam yang merupaakan bagian dari pendidikan nasional mempunyai
ruang lingkup dan pokok pokok sosiologi pendidikan Islam.
E.
Tujuan
Sosiologi Pendidikan Islam
Teori social atau sosiologi penting kerena mengangkat
problem-problem social, masalah kondisi manusia dalam modernitas. Teori
melakukan generalisasi, tetapi ini bukan berarti teori perlu melakukan
sistematisasi atau totalitas.
Menurut Damsar, sosiologi pendidikan digolongkan menjadi sosiologi
murni dan sosiologi terapan. Sosiologi pendidikan dengan segala komponen
konseptualnya mendapat sambutan yang positif dari para praktisi pendidikan,
sebagai wujud alternative dalam memperkuat ketahanan social melalui pendidikan.
Sedangkan S Nasution mengungkapkan bahwa tujuan sosiologi pendidikan, sekaligus
bisa diterapkan dalam pendidikan islam antara lain:
§ Sebagai analisis proses sosialisasi
§ Sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
§ Sebagai analisis interaksi social di sekolah dan antara sekolah dan
masyarakat
§ Sebagai alat kemajuan dan perkembangan social
§ Sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
§ Sebagai sosiologi terapan
§ Sebagai latihan bagi petugas pendidikan
F.
Sejarah
Sosiologi Pendidikan
Sejarah sosiologi pendidikan tidak terlepas dari para tokoh peletak
dasar dan fondasi sosiologi pendidikan. Merekalah yang menyumbang teori-teori
yang berhubungan dengan sosiologi pendidikan. Berikut peletak pondasi sosiologi
pendidikan:
Ø Karl Marx ia menyumbangkan pendekatan historis, teori Aliensi,
teori perubahan social, dan tentang agama.
Ø Emile Durkheim sumbangannya adalah pendekatan fungsionalisme
sosiologis, tesis sosialitas social, teori perubahan social, dan teori
moralitas
Ø Max Weber sumbangannya antara lain analisis tipe ideal dan metode Verstehen,
tesis perkembangan kaitalisme, tipologi tindakan social, kewenangan dan
birokrasi.
Ø George Herbert Mead ia menjelaskan tahap perkembangan diri manusia.
Ø Alfred Schutz menurutnya
dalam menjalankan kehidupan sehari- hari seseorang terus menerus menafsirkan
makna subyektif dari orang lain.
Ø Antonio Gramsci ia mengemukakan bahwa pendidikan dilihat memiliki
peran yang strategis dalam mengabsahkan hegemoni yang dominan.
Ø Talcott Parsons Ia
mempepolerkan pendekatan sistematis dalam sosiologi kontemporer
Ø Luois Althusser ia memandang Negara menjadi dominadi atas kelas
buruh seperti polisi, tentara serta aparat ideologinya.
Ø Piera Bourdieu sumbangannya terhadap sosiologi pendidikan adalah
idenya tentang capital yang dihadapkan dengan pendidikan.
Menurut Antonny Giddens bahwa Marx, Durkheim, dan MaxWeber
merupakan tiga tokoh yang menonjol di atas tokoh yang lain yang dapat dijadikan
referensi social modern.[4]
DAFTAR PUSTAKA
Khoiriyah Menggagas Sosiologi Pendidikan Islam Yogyakarta:
Teras, 2012
Moh.
Padil dan Triyo Supriyatno Sosiologi Pendidikan Uin Malang: Maliki
Press, 2010
Rifa’I Muhammad Sosiologi Pendidikan Yogyakarta: Arruzz Media, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar