Minggu, 14 Juni 2015

Resume Model Model Pembelajaran

PENCAPAIAN KONSEP – KONSEP
Mempertajam Keterampilan – Keterampilan Berpikir Dasar
Ø  Penggolongan, Pembentukan dan Penemuan Konsep
Pencapaian konsep, merupakan “proses mencari dan mendaftar sifat- sifat yang dapat di gunakan untuk membedakan contoh- contoh yang tepat dengan contoh- contoh yang tidak tepat dari berbagai katagori” (Bruner, Goodnow, dan Austin, 1967). Sementara pembentukan konsep, yang merupakan proses yang mengharuskan siswa menentukan dasar di mana mereka akan membangun katagori, maka penemuan konsep mengharuskan mereka menggambarkan sifat – sifat dari suatu katagori yang sudah terbentuk dalam pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan membedakan dengan contoh – contoh (disebut eksemplars) yang berisi karakteristilk – karakteristik (disebut ciri – ciri) konsep itu dengan contoh- contoh yang tidak berisi karakteristik – karakteristik ini. Untuk merancang pejaran yang memadai, kita harus memiliki kategori jelas dalam diri kita. Sebagai contoh konsep tentang adjektif  ( kata sifat). Oleh kerena itu adjektif  (contoh contoh positif) dan beberapa kata yang bukan kata sifat di dalamnya).
Ø  Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran mengggunakan istilah seperti contoh (exemplar) dan sifat (attribute) untuk menggambarkan aktivitas mengatagorisasi dan mencapai konsep. Berasal dari kajian Bruner tentang konsep- konsep dan bagaimana orang mencapai konsep tersebut, masing – masing istilah di atas memiliki satu arti dan fungsi tertentu dalam semua istilah pembelajaran konseptual, khususnya dalam penemuan konsep.
Contoh – contoh
Pada dasarnya, contoh contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data. Kategori ini merupakan bagian kecil atau koleksi dari contoh contoh yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang saling bersebrangan satu sama lain. Dengan membandingkan contoh- contoh positif dan membedakannya dengan contoh- contoh negative, maka siswa sebenarnya tengah mempelajari tentang konsep atau kategori itu sendiri.
Sifat- sifat
Seluruh objek data memiliki beberapa fitur, dan disebut sebagai attribute (cirri/ sifat/ karakteristik). Negara- Negara misalnya, memiliki beberapa wilayah dengan perbatasannya, penduduk, dan pemerintah yang dapat berurusan dengan Negara lain. Kota – kota memiliki perbatasannya, penduduk, dan pemerintah juga, tetapi mereka tidak dapat secara mandiri berurusan dengan kota lain. Membedakan Negara dan kota tergantung padabagaimana kita menempatkan sifat- sifat (attributes) hubungan internasional.
Sifat – sifat yang essensial (essential attributes) adalah sifat yang penting dan tepat untuk suatu bidang tertentu. Contoh – contoh dari suatu kategori seringkali memiliki beberapa sifat yang mungkin tidak selalu cocok dengan kategori itu sendiri.  Misalnya setiap Negara (katagori) pasti memiliki pohon dan bunga (sifat- sifat), tetapi hal ini semua tidak tepat untuk mendefinisikan suatu Negara, walaupun semua itu, juga, mempresentasikan bidang – bidang penting dan dapat dikatagorisasikan dan di subkatagorikan dengan baik.
Pengertian penting lain adalah nilai dari sifat itu sendiri. Nilai sifat merajuk pada tingkatan – tingkatan di mana satu sifat bisa hadir dalam berbagai contoh. Misalnya, setiap orang pasti memiliki rasionalitas dan irasionalitas yang seringkali bercampur secara bersamaan.
Sifat – sifat ganda (attributes)  merupakan pertimbangan lain. Konsep – konsep menjangkau dari kategori yang perlu diidentifikasi dengan beberapa sifat. Anggota- anggota suatu kategori anak laki- laki yang berambut merah  mengharuskan adanya kehadiran kelelakian dan berambut merah. Anak laki-laki yang berambut merah yang atletik, bergaul dan pintar  merupakan konsep yang mensyaratkan adanya kehadiran beberapa atribut secara bersamaan.
Konsep- konsep yang didefinisikan oleh adanya satu atau lebih sifat sebagai konsep – konsep kongjungtif (conjunctive conceps), artinya, contoh – contoh di hubungkan oleh satu atau lebih karakteristik/ sifat, sedangkan konsep – konsep disjungtif  (disjunctive conceps) didefinisikan oleh adanya beberapa sifat dan ketiadaan sifat – sifat yang lain, misalnya udara yang tidak bergerak.
Ø  Strategi – Strategi Penemuan Konsep
Saat  membandingkan dan memperbedakan jenis hipotesa yang muncul pertama kali  atas contoh – contoh, ada tiga factor penting yaitu: pertama, membangun latihan- latihan penemuan konsep, kedua, siswa tidak hanya mampu mendiskripsikan bagaimana mereka memperoleh konsep, ketiga dengan mengubah cara kita menyajikan informasi dan sedikit memodifikasi model.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengamati dan memperoleh informasi tentang strategi yang digunakan siswa untuk mencapai konsep.  Pertama, setelah suatu konsep dicapai, kita dapat meminta mereka menceritakan pemikirannya agar latihan terus berlangsung. Kedua,  kita dapat meminta mereka untuk menulis hipotesis mereka. Setelah itu mereka diminta menyerahkan pada kita suatu catatan yang dapat kita analisis.
Orang yang bersentuhan pertama kali dengan model penemuan konsep seringkali mempertanyakan fungsi contoh- contoh negative. Mereka bertanya mengapa tidak langsung memberikan  contoh- contoh yang positif saja, sebenarnya contoh- contoh yang negative diperlukan untuk membantu siswa mengidintifikasi batasan- batasan konsep, misalnya, konsep impresionisme dalam lukisan.
Model penemuan konsep dirancang untuk menghasilkan pembelajaran jangka panjang, misalnya untuk menentukan apakah  suatu objek dapat disebut sebagai angka prima, zat, Negara berkembang dan ironi dan sebagainya.
Tenyson dan rekannya (Tennyson dan Cochiarelle, 1986) telah melaksanakan penelitian penting tentang pembelajaran konsep dan mengembangkan banyak model yang dapat digunakan untuk mengembangkan rancangan pengajaran. Tennyson dan Cochiarelle juga menemukan contoh-contoh positip yang pertama kali disajikan seharusnya merupakan prototype yang paling jelas, khususnya dalam konsep – konsep yang bersifat ganda
Data yang disajikan kepada siswa dalam bentuk seperangkat objek yang disebut dengan contoh – contoh, misalnya, puisi – puisi. Seperangkat label itu dilabeli dengan “positif”   jika objek- objek tersebut memiliki karakteristik atau memiliki cirri- cirri konsep yang diajarkan (contoh, bentuk, sonata) contoh- contoh dilabeli “negative” jika ia tidak berisi cirri- cirri konsep tadi (seperti, puisi- puisi yang tidak memiliki cirri-cirri sonata)
Ø  Model Pengajaran
·         Struktur Pengajaran
Tahap pertama melibatkan penyajian data pada pembelajar. Setiap unit data merupakan “contoh atau noncontoh” konsep yang terpisah unit unit ini disajikan berpasangan, data yang bisa berupa kejadian, manusia, objek, cerita, gambar atau unit lain yang dapat dibedakan satu sama lain.
Pada tahap kedua  siswa menguji pertemuan konsep mereka, pertama- tama dengan identifikasi secara tepat contoh- contoh tambahan yang tidak dilabeli konsep itu kemudian dengan membuat contoh- contoh mereka mereka, setelah ini ( guru dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis mereka merevisi pilihan konsep atau sifat sifat mereka tentukan sebagaimana mestinya.
Tahap ketiga, siswa mulai menganalisis strategi – strategi dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep.
Ø  Sistem Sosial
Sebelum mengajar dengan model penemuan konsep, guru memilih konsep menyelesaikan dan mengolah bahan  contoh contoh yang positif dan yang negative, dan merangkai contoh contoh tersebut.
Ada tiga tugas penting yang harus diperhatikan guru selama aktivitas penemuan konsep, yaitu mencatat dan merekam, “membisikkan isyarat dan menyajikan data tambahan.
Ø  Peran / Tugas Guru
Selama proses pelajaran, guru harus bersikap simpatik,pada hipotesis yang dibuat oleh siswa menekankan bahwa hipotesis hipotesis itu merupakan hipotesis alamiyah dan menciptakan dialog yang didalamnya siswa dapat menguji hipotesis mereka dengan hipotesis teman temannya yang lain. Dalam tahapan tahapan berikutnya guru harus mengalihkan perhatian siswa terhadap analisis konsep- konsep dan strategi strategi berpikir mereka, juga dengan sikap yang simpatik guru seharusnya menganjurkan pelaksanaan analisis denganberbagai strategi daripada mencoba mencari satu strategi terbaik untuk semua orang dalam semua situasi.
Ø  Sistem Pengajaran
Pelajaran pelajaran penemuan konsep mensyaratka adanya sajian contoh contoh negative dan positif pada siswa. Yang harus ditekankan adalah bahwa tugas siswa dalam penemuan konsep bukan menemukan atau membuat konsep knsep baru, tetapi mencaapai atau menemukan konsep konsep baru, tetapi mencaai atau mendapatkan konsep konsep yang sebelumnya yang telah dipilih oleh guru
·         Penerapan
Penerapan model penemuan konsep akan menentukan bentuk aktivitas pembelajaran tertentu. Dan model penemuan konsep bisa saja diterapkan pada dan  atau oleh para siswa diseluruh tingkatan umur dan kelas.
Ketika model ini diterapkan dalam pendidikan anak usia dini, materi untuk membuat contoh harus selalu tersedia dan perlu sedikit mengambarkan untuk memudahkan mereka menggunakan cntoh contoh itu.
Model penemuan konsep mampu, tidak hanya mengenalkan perlunya suatu penelitian  untuk bidang- bidang materi pelajaran tetai juga menigkatkan kajian induktif tanpa henti, pelajaran pelajaran penemuan konsep yang menyediakan konsep  konsep penting, dalam unit studi social. Konsep konsep seperti demokrasi, sosialisme, kapitalisme dan hak asasi.
Ø  Dampak Dampak Instruksional dan Pengiring
Strategi – stategi penemuan konsep dapat menyempurnakan tujuan – tujuan inststruksional, bergantung pada tekanan pelajaran tertentu. Strategi – strategi ini dirancang untuk mengajarkan konsep- konsep yang spesifik dan sifat- sifat dari konsep itu. Stategi ini juga menyediakan praktek logika induktif dan kesempatan – kesempatan untuk mengubah dan mengembangkan stategi – strategi membangun konsep yang dimiliki siswa. Pada akhirnya, khusus pada konsep- konsep yang abstrak, strategi – strategi ini berusaha mendidik kesadaran pada perspektif- perspektif alternative, kepekaan pada nalar logis dalam komunikasi, dan toleransi pada ambigus.
Artikel yang ditulis Robert Gagne pada 1965 seluruhnya membicarakan suatu pendekatan yang tidak jauh berbeda dengan model penemuan konsep. Merril dan Tennyson (1977) menggambarkan pendekatan yang sama meskipun tanpa suatu analisis yang mendalam tentang berpikir. McKinney, Warren, Larkins, Ford, dan Davis (1983) mencatat suatu rangkaian studi menarik yang membandingkan pendekatan – pendektan Merrrill / Tennyson dengan pendekatan – pendekatan Gagne dan prosedur hafalan. Semua studi ini mengilustrasikan kompleksitas studi- studi perancangan model  pengajaran yang sangat berguna untuk membandingkan seperangkat model yang dibangun berdasarkan  presmis – presmis yang sama tetapi berbeda dalam rincian pelaksanaannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar